Readmore...

Posts Subscribe to CommentsComments

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Download

BTricks

BThemes

Artikel

Komponen Pendidikan Berkarakter

Setelah lebih dari satu dekade pengalaman dengan komunitas beragam, pendidik mengetahui bahwa komponen ini sangat penting untuk kesuksesan pendidikan karakter:

Setelah lebih dari satu dekade pengalaman dengan komunitas beragam, pendidik mengetahui bahwa komponen ini sangat penting untuk kesuksesan pendidikan karakter:

Partisipasi masyarakat. Apakah pendidik, orangtua, siswa, dan anggota masyarakat menginvestasikan diri dalam proses pembangunan konsensus untuk menemukan landasan bersama yang sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.

Kebijakan pendidikan karakter. Membuat pendidikan karakter bagian dari filosofi, tujuan atau pernyataan misi dengan mengadopsi kebijakan formal. Jangan sebatas tulisan dan perkataan saja.
Kesepakatan Ada pertemuan orang tua, guru dan perwakilan masyarakat dan menggunakan konsensus untuk memperoleh kesepakatan di mana karakter untuk memperkuat dan apa definisi yang digunakannya.

Kurikulum Terpadu. Membuat pendidikan karakter bagian integral dari kurikulum di semua tingkatan kelas. Mengambil sifat-sifat yang telah Anda pilih dan menghubungkan mereka ke kelas pelajaran, sehingga murid-murid melihat bagaimana suatu sifat mungkin angka ke dalam sebuah cerita atau menjadi bagian dari sebuah percobaan ilmiah atau bagaimana mungkin mempengaruhi mereka. Membuat karakter ini merupakan bagian dari setiap kelas dan setiap subjek.

Pengalaman pembelajaran. Biarkan siswa Anda untuk melihat sifat dalam tindakan, pengalaman itu dan mengungkapkannya. Sertakan berbasis masyarakat, dunia nyata pengalaman dalam kurikulum yang menggambarkan karakter (misalnya, layanan belajar, pembelajaran kooperatif dan rekan mentoring). Luangkan waktu untuk diskusi dan refleksi.

Evaluasi. Evaluasi pendidikan karakter dari dua perspektif: (1) Apakah program yang mempengaruhi perubahan positif dalam perilaku siswa, prestasi akademik dan kognitif pemahaman tentang ciri-ciri? (2) Apakah proses pelaksanaan menyediakan alat dan dukungan guru perlu?

Model peran dewasa. Anak-anak “mempelajari apa yang mereka tinggal,” jadi penting bahwa orang dewasa menunjukkan karakter positif di rumah, sekolah dan dalam masyarakat. Jika orang dewasa tidak model perilaku yang mereka ajarkan, seluruh program akan gagal.

Pengembangan staf. Menyediakan waktu pelatihan dan pengembangan untuk staf Anda sehingga mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan. Termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari kedua proses dan program, serta untuk menciptakan rencana pelajaran dan kurikulum.

Keterlibatan siswa. Melibatkan siswa dalam kegiatan yang sesuai dengan usia dan memungkinkan mereka untuk terhubungkan pendidikan karakter untuk pembelajaran mereka, keputusan-keputusan dan tujuan-tujuan pribadi Anda mengintegrasikan proses ke sekolah mereka.

Mempertahankan program. Program pendidikan karakter dipertahankan dan diperbarui melalui pelaksanaan sembilan elemen pertama, dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas: dana yang memadai; dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi dan pengembangan profesional berkelanjutan dan sebuah jaringan dan dukungan sistem bagi guru yang melaksanakan program.
------------------------------------------------------
Pentingnya karakter positif pendidikan

Pentingnya karakter positif pendidikan. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Secara yuridis bunyi UU tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan kita harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi pendidikan, yakni: kognitif (aspek intelektual : pengetahuan, pengertian, keterampilan berfikir), afektif (aspek perasaan dan emosi: minat, sikap, apresiasi, cara penyesuaian diri), dan psikomotor (aspek keterampilan motorik), serta berbasis pada karakter positif dengan berbagai indikator.

Harus diakui, pendidikan dewasa ini masih lebih mengutamakan ranah kognitif dan sedikit mengabaikan ranah yang lain. Hal ini tentunya selain bertentangan dengan UU juga bisa berdampak negatif terutama bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan diluar kecerdasan kognitif.

Untuk terciptanya pendidikan berkaraker positif selain perlunya penyeimbangan ranah-ranah sebagaimana tersebut diatas, juga perlunya pendekatan pedagogis (seni, strategi, gaya pembelajaran) yang tepat kepada anak didik, tentunya tanpa mengabaikan nilai-nilai religious dan nilai dasar etnopedagogis (cageur, bener, pinter, singer, motekar, rapekan).

------------------------------------------------------
Bagaimana Efek Penerapan Pendidikan Terhadap Prestasi Anak?

Fokus terhadap prestasi akademik dianggap sebagai salah satu pengabaian pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter hanya dianggap relevan dengan aspek tertentu yang mendukung misi akademik kurikulum sekolah. Padahal menurut para pakar pendidikan karakter seperti Beland, Lickona, Schwartz, Beatty dan Dachnowicz, dengan membantu menciptakan rasa aman, peduli, dan patuh pada lingkugan sekolah, pendidikan karakter dapat menciptakan kondisi yang kondusif untuk pengajaran dan pembelajaran dan secara tidak langsung meningkatkan prestasi akademik. Begitu juga penelitian yang dirilis oleh Schaps, Watson dan Lewis, mengindikasikan bahwa rasa memiliki siswa terhadap sekolah sebagai sebuah komunitas yang penuh kepeduliaan dapat meningkatkan kompetensi lulusan, seperti membaca dan indikator akademik lainnya. Ketika pengembangan perilaku berkarakter siswa menuntun peningkatan usaha dan kualitas kerja mereka, kondisi ruang kelas untuk belajar dan mengajar pun akan meningkat.
------------------------------------------------------
Masa Depan Pendidikan Islam


Bagaimanakah masa depan pendidikan Islam di Indonesia?

islamiceduArtikel berikut ini akan memberikan gambaran kecil masa depan pendidikan Islam di Indonesia pasca pengesahan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. Selamat membaca, dan tuliskan komentar Anda.

Relugasi pendidikan keagamaan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dapat dipahami sebagai upaya mengakomodir tuntutan pengakuan terhadap model-model pendidikan yang selama ini sudah berjalan di masyarakat secara formal namun kurang mendapat perhatian dan pengakuan negara. Berkaitan dengan pendidikan keagamaan Islam, rupanya rumusan undang-undang tampak hendak menggambarkan dua personifikasi lembaga keagamaan Islam secara komprehensif, yaitu diniyah sebagai reprsentasi lembaga di luar pesantren dan pesantren itu sendiri.

------------------------------------------------------
Karena Aku Mencintaimu
Mencintai Nabi Muhammad saw bagi setiap muslim adalah sebuah keniscayaan. Tapi karena cinta adalah rasa, upaya menumbuhkannya lewat doktrin kewajiban akan sulit diterapkan. Doktrinnya boleh jadi diterima, tapi cintanya akan kering dan gersang. Maka agar mencintai Nabi saw dirasakan nikmat senikmat kita mencintai orang yang dicinta, bahkan harus lebih, kecintaan kepada Nabi Muhammad saw sangat lah perlu melibatkan rasa. Lalu bagaimana rasa ini diolah dan dihadirkan?

KENALI DULU, BARU CINTA

Sekenal apakah kita kepada Rasulullah saw? Benarkah kita sudah mengenalnya? Bila ya, bisakah kita menjelaskan seperti apakah wajah Rasulullah saw? Seperti apa, rambut, mata, telinga, postur tubuh, suara, cara berjalanya dan beragam kepribadian Rasulullah saw lainnya? Bila semua bisa dijelaskan dengan lancar dan tepat, Kita berarti sudah mulai mengenalnya, meskipun medan perkenalan dengan Rasulullah saw masih luas melaut.

------------------------------------------------------
Penilaian dalam Pendidikan Karakter
Langkah berikutnya adalah...

Penilaian dalam Pendidikan Karakter

Langkah terakhir dari penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah menyiapkan konsep penilaian yang komprehensif. Pendidikan karakter yang efektif harus menyertakan sebuah program untuk menilai kemajuannya. Ada tiga jenis hasil yang patut diperhatikan.

Pertama, karakter sekolah. Pada level ini penilaian dilakukan untuk mengukur sampai batas apa sekolah menjadi komunitas yang penuh kepedulian. Hal ini dapat dinilai, misalnya, dengan survei yang meminta siswa untuk menunjukkan sejauh mana mereka setuju dengan pernyataan seperti, "Para siswa di sekolah (kelas) ini menghormati dan peduli satu sama lain," dan "sekolah (kelas) ini adalah seperti sebuah keluarga." Dengan kata lain yang pertama kali dinilai karakter sekolahnya.
Read More - Artikel

Entri Populer

Followers

Buku Tamu

Countdown

Total Tayangan Halaman

 

Copyright © 2009 by SMPN 4 Kec. Payakumbuh

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger